Rabu, 25 April 2012

MAKNA NATAL

Makna Natal Sesungguhnya

Kerlip lampu di pohon cemara itu begitu indah. Hijau, biru, merah bahkan ada yang putih cemerlang. Adakah kau lihat itu semua? Natal atau perayaan hari lahir Kristus dirayakan pada tanggal 25 Desember (secara konsensus), namun akhir-akhir ini batin saya sedikit tergelitik. Entah mengapa saya merasa bahwa Natal sangat diarahkan kepada materialisme saja;  belanja, sales, diskon, potongan harga menjamur dimana-mana. Bahkan, batin saya berbisik, Natal telah diarahkan kepada sekulerisme dimana perayaan tersebut telah menjadi pesta pora tiada henti, hura-hura atau bahkan fenomena Santa Clauss saja.

Natal? Apakah arti Natal sesungguhnya? Saya selalu menyukai Natal, damai dalam sukacita, ramai dalam keteduhan. Semuanya tumplek plek jadi satu. Natal buat saya bukan sekedar menghias pohon cemara dengan bola dan lampu warna-warni, bukan juga sekedar baju baru atau kue-kue enak (oops lagi diet) di semua pojok ruangan. Bukan pula hingar bingar perayaan, Natal adalah momen saya pribadi bersama Tuhan. Kristus dalam kesadaran penuh merelakan diri hadir di tengah manusia. Ia mengendalikan diri-Nya untuk tidak pamer kekuasaan sebagai Raja atau Tuhan (buktinya lahir di kandang domba). Natal adalah momen Kristus memberi diri-Nya kepada dunia. Itulah yang perlu diteladani.

...

Jadi makna Natal yang sesungguhnya bagi saya adalah memberi (berbagi). Berbagi doa, berbagi kasih, berbagi suka cita. Tidak perlu menjadi kaya raya untuk memberi, hati yang kaya akan kasih tidak akan pernah habis untuk selalu berbagi.

May peace be more than a season. May it be a way of life. My dearest  friends, MERRY CHRISTMAS  and happy holidays for you ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar