BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sistim
periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri sering
juga disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari: lithium (Li), sodium
(Na), potassium (K), rubidium (Rb), cesium (Cs) dan francium (Fr).
Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air
menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline). Hal tersebutl
menjadi latar belakang penulisan makalah ini.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui
Logam Alkali lebih jelas,Macam-macam Logam Alkali, Sifat-sifat dalam
Logam Alkali, Kecenderungan Dalam Sistim Periodik, dan lain-lain.
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat
penulisan dalam makalah ini yaitu selain mengetahui Logam Alkali lebih
jelas, , Sifat-sifat dalam Logam Alkali, Kecenderungan Dalam Sistim
Periodik, juga dapat mengenal lebih jauh macam-macam logam Alkali secara
rinci dan jelas.
1.4 Metode Penulisan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Manfaat Penulisan
1.4 Metode Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Logam Alkali
2.2 Macam-macam Logam Alkali
2.3 Sifat-sifat dalam Logam Alkali
2.4 Kecenderungan Dalam Sistim Periodik
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Logam Alkali
Dalam
sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri
sering juga disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari: lithium (Li),
sodium (Na), potassium (K), rubidium (Rb), cesium (Cs) dan francium
(Fr). Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air
menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline). Sebagai contoh:
Na2O(s) + H2O(l) → 2Na+(aq) + 2OH- (aq)
Unsur-unsur
logam alkali merupakan logam yang sangat reaktif. Kereaktifan tersebut
berkaitan dengan elektronvalensinya. Logam alkali mempunyai 1 elektron
pada kulit terluarnya, untuk mencapai kestabilan maka logam golongan ini
lebih cenderung untuk melepas 1 elektron tersebut sehingga logam ini
mempunyai bilangan oksidasi +1. Kereaktifan logam alkali bertambah besar
sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya.
Kecendrungan logam
alkali sangat beraturan, dari atas ke bawah, jari-jari atom dan massa
jenis bertambah, sedangkan titik leleh dan titik didih berkurang.
Sementara energi ionisasi dan keelektroneatifan berkurang. Li merupakan
reduktor yang paling kuat dibanding unsur-unsur segolongannya, sementara
Li memiliki energi ionisasi yang terbesar (terjadi penyimpangan), hal
ini disebabkan karena potensial reduksi dan energi ionisasi merupakan
dua hal yang berbeda dan tidak terdapat keterkaitan satu sama lain.
Salah
satu ciri khas dari logam alkali adalah memiliki sprektum emisi.
Sprektum ini dihasilkan bila larutan garamnya dipanaskan dalam nyala
Bunsen. Ketika atom diberi energi (dipanaskan) elektronnya akan
tereksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Ketika energi itu dihentikan,
maka elektronnya akan kembali lagi ke tingkat dasar sehingga memancarkan
energi radiasi elektromagnetik. Berikut warna nyala logam alkali:
Terdapatnya:
• Na, K terdapat dalam jumlah yang cukup banyak di air laut , kerak bumi, dan komponen dari tumbuh-tumbuhan.
• Li, Rb, Cs terdapat dalam jumlah yang relatif sedikit di air laut dan kerak bumi.
• Fr jarang ditemukan karena merupakan hasil peluruhan bahan radioaktif 227Ac dengan waktu paro 21 menit.
Isolasi:
• Na diperoleh dari elektrolisis leburan garam kloridanya yang dilakukan dengan menggunakan ”downs cell” seperti gambar berikut:
(http://corrosion-doctors.org/Electrochem/Cell.htm)
Elektrolisis
lelehan NaCl dilakukan didalam sel silinder dengan menambahkan CaCl2
guna menurunkan titih leleh dari NaCl dari 8010C menjadi 5800C. Akan
tetapi dari elektrolisis tidak diperoleh Ca. Hal ini disebabkan karena
Ca lebih sulit tereduksi dibanding Na karena potensial reduksi Ca lebih
rendah dibanding Na.
• Suhu optimum beroperasinya downs cell 7720C,
sementara titik leleh KCl 8500C dan pada suhu tersebut K akan berwujud
gas sehingga K tidak mungkin dipisahkan / diisolasi dengan menggunakan
downs cell. Oleh karena itu logam K, Rb, Cs diisolasi dengan mereaksikan
garam kloridanya dengan Na
Na(g) + MCl (l) → M(g) + NaCl(l)
2.1 Macam-macam Logam Alkali
a. Natrium
Natrium
atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak,
keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak
terdapat dalam senyawa alam (terutama halite). Dia sangat reaktif,
apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat
dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif,
natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.
Sifat utama
Seperti
logam alkali lainnya, natrium adalah unsur reaktif yang lunak, ringan,
dan putih keperakan, yang tak pernah berwujud sebagai unsur murni di
alam. Natrium mengapung di air, menguraikannya menjadi gas hidrogen dan
ion hidroksida. Jika digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam
air secara spontan. Namun, biasanya ia tidak meledak di udara bersuhu di
bawah 388 K.
b. Rubidium
Sejarah
(Latin, rubidus, merah
menyala). Ditemukan oleh Bunsen dan Kirchoff pada tahun 1861 di dalam
mineral lepidolite dengan menggunakan spektroskop.
Sumber
Unsur
ini ternyata ditemukan lebih banyak dari yang diperkirakan beberapa
tahun lalu. Sekarang ini, rubidium dianggap sebagai elemen ke-16 yang
paling banyak ditemukan di kerak bumi. Rubidium ada di pollucite,
leucite dan zinnwaldite, yang terkandung sekitar 1% dan dalam bentuk
oksida. Ia ditemukan di lepidolite sebanyak 1.5% dan diproduksi secara
komersil dari bahan ini. Mineral-mineral kalium, seperti yang ditemukan
pada danau Searles, California, dan kalium klorida yang diambil dari air
asin di Michigan juga mengandung rubidium dan sukses diproduksi secara
komersil. Elemen ini juga ditemukan bersamaan dengan cesium di dalam
deposit pollucite di danau Bernic, Manitoba.
Sifat-sifat
Rubidium
dapat menjelma dalam bentuk cair pada suhu ruangan. Ia merupakan logam
akali yang lembut, keperak-perakan dan unsur akali kedua yang paling
elektropositif. Ia terbakar secara spontan di udara dan bereaksi keras
di dalam air, membakar hidrogen yang terlepaskan. Dengan logam-logam
alkali yang lain, rubidium membentuk amalgam dengan raksa dan campuran
logam dengan emas, cesium dan kalium. Ia membuat lidah api bewarna ungu
kekuning-kuningan. Logam rubidium juga dapat dibuat dengan cara
mereduksi rubidium klorida dengan kalsium dan dengan beberapa metoda
lainnya. Unsur ini harus disimpan dalam minyak mineral yang kering, di
dalam vakum atau diselubungi gas mulia.
Isotop
Ada 24 isotop
rubidium. Isotop rubidium yang ditemukan secara alami ada dua, 85Rb dan
87Rb. Rb-87 terkandung sebanyak 27.85% dalam rubidium alami dan isotop
ini merupakan pemancar beta dengan paruh waktu 4.9 x 1010 tahun.
Rubidium cukup radioaktif sehingga dia dapat mengekspos photographic
film dalam 30 sampai 60 hari. Rubidium membentuk empat oksida: Rb2O,
Rb2O2, Rb2O3, Rb2O4.
Kegunaan
Karena rubidium sangat mudah
diionasi, unsur ini pernah dipikirkan sebagai bahan bakar mesin ion
untuk pesawat antariksa. Hanya saja, cesium sedikit lebih efisien untuk
hal ini. Unsur ini juga pernah diajukan untuk digunakan sebagai fluida
penggerak turbin uap dan untuk generator elektro-panas menggunakan
prinsip kerja magnetohydrodynamic dimana ion-ion rubidium terbentuk oleh
energi panas pada suhu yang tinggi dan melewati medan magnet. Ion-ion
ini lantas mengantar listrik dan bekerja seperti amature sebuah
generator sehingga dapat memproduksi aliran listrik. Rubidium juga
digunakan sebagai getter dalam tabung-tabung vakum dan sebagai komponen
fotosel. Ia juga telah digunakan dalam pembuatan kaca spesial. RbAg4I5
sangat penting karena memiliki suhu ruangan tertinggi sebagai konduktor
di antara kristal-kristal ion. Pada suhu 20 derajat Celcius,
konduktivitasnya sama dengan larutan asam sulfur. Sifat ini memugkinkan
rubidium digunakan pada aplikasi untuk baterai super tipis dan aplikasi
lainnya.
c. Natrium
Sejarah
(Inggris, soda; Latin, sodanum,
obat sakit kepala). Sebelum Davy berhasil mengisolasi unsur ini dengan
cara elektrolisis soda kaustik, natrium (unsur ini disebut sodium dalam
bahasa Inggris), telah dikenal dalam berbagai suatu senyawa.
Sumber
Natrium
banyak ditemukan di bintang-bintang. Garis D pada spektrum matahari
sangat jelas. Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat di bumi,
terkandung sebanyak 2.6% di kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur
terbanyak dalam grup logam alkali.
Jaman sekarang ini, sodium
dibuat secara komersil melalui elektrolisis fusi basah natrium klorida.
Metoda ini lebih murah ketimbang mengelektrolisis natrium hidroksida,
seperti yang pernah digunakan beberapa tahun lalu.
Sifat-sifat
Natrium,
seperti unsur radioaktif lainnya, tidak pernah ditemukan tersendiri di
alam. Natrium adalah logam keperak-perakan yang lembut dan mengapung di
atas air. Tergantung pada jumlah oksida dan logam yang terkekspos pada
air, natrium dapat terbakar secara spontanitas. Lazimnya unsur ini tidak
terbakar pada suhu dibawah 115 derajat Celcius.
Kegunaan
Logam
natrium sangat penting dalam fabrikasi senyawa ester dan dalam persiapan
senyawa-senyawa organik. Logam ini dapat di gunakan untuk memperbaiki
struktur beberapa campuran logam, dan untuk memurnikan logam cair.
Campuran logam natrium dan kalium, NaK, juga merupakan agen heat transfer (transfusi panas) yang penting.
Senyawa-senyawa
Senyawa
yang paling banyak ditemukan adalah natrium klorida (garam dapur), tapi
juga terkandung di dalam mineral-mineral lainnya seperti soda niter,
amphibole, zeolite, dsb.
Senyawa natrium juga penting untuk
industri-industri kertas, kaca, sabun, tekstil, minyak, kimia dan logam.
Sabun biasanya merupakan garam natrium yang mengandung asam lemak
tertentu. Pentingnya garam sebagai nutrisi bagi binatang telah diketahui
sejak zaman purbakala.
Di antara banyak senyawa-senyawa natrium yang
memiliki kepentingan industrial adalah garam dapur (NaCl), soda abu
(Na2CO3), baking soda (NaHCO3), caustic soda (NaOH), Chile salpeter
(NaNO3), di- dan tri-natrium fosfat, natrium tiosulfat (hypo, Na2S2O3 .
5H20) and borax (Na2B4O7 . 10H2O).
Isotop-isotop
Ada tiga belas isotop natrium. Kesemuanya tersedia di Los Alamos National Laboratory.
Penanganan
Logam
natrium harus ditangani dengan hati-hati. Logam ini tidak dapat
diselubungi dalam kondisi inert sehingga kontak dengan air dan
bahan-bahan lainnya yang membuat natrium bereaksi harus dihindari.
d. Kalium
Sejarah
(Inggris,
potasium; Latin, kalium, Arab, qali, alkali). Ditemukan oleh Davy pada
tahun 1807, yang mendapatkannya dari caustic potash (KOH). Ini logam
pertama yang diisolasi melalui elektrolisis. Dalam bahasa Inggris, unsur
ini disebut potassium.
Sumber
Logam ini merupakan logam ketujuh
paling banyak dan terkandung sebanyak 2.4% (berat) di dalam kerak bumi.
Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut dalam air dan unsur kalium
sangat sulit diambil dari mineral-mineral tersebut.
Mineral-mineral
tertentu, seperti sylvite, carnalite, langbeinite, dan polyhalite
ditemukan di danau purba dan dasar laut yang membentuk deposit dimana
kalium dan garam-garamnya dengan mudah dapat diambil. Kalium ditambang
di Jerman, negara bagian-negara bagian New Mexico, California, dan Utah.
Deposit besar yang ditemukan pada kedalaman 3000 kaki di Saskatchewan,
Kanada diharapkan menjadi tambang penting di tahun-tahun depan.
Kalium juga ditemukan di samudra, tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit ketimbang natrium.
Produksi
Kalium
tidak ditemukan tersendiri di alam, tetapi diambil melalui proses
elektrolisis hidroksida. Metoda panas juga lazim digunakan untuk
memproduksi kalium dari senyawa-senyawa kalium dengan CaC2, C, Si, atau
Na.
Kegunaan
Permintaan terbanyak untuk kalium adalah untuk pupuk.
Kalium merupakan bahan penting untuk pertumbuhan tanaman dan ditemukan
di banyak tanah. Campuran logam natrium dan kalium (NaK) digunakan
sebagai media perpindahan panas. Banyak garam-garam kalium seperti
hidroksida, nitrat, karbonat, klorida, klorat, bromida, ioda, sianida,
sulfat, kromat dan dikromat sangat penting untuk banyak kegunaan.
Sifat-sifat
Unsur
ini sangat reaktif dan yang paling elektropositif di antara
logam-logam. Kecuali litium, kalium juga logam yang sangat ringan.
Kalium sangat lunak, dan mudah dipotong dengan pisau dan tampak
keperak-perakan pada permukaan barunya. Elemen ini cepat sekali
teroksida dengan udara dan harus disimpan dalam kerosene (minyak tanah).
Seperti halnya dengan logam-logam lain dalam grup alkali, kalium
mendekomposisi air dan menghasilkan gas hidrogen. Unsur ini juga mudah
terbakar pada air. Kalium dan garam-garamnya memberikan warna ungu pada
lidah api.
e. Isotop
17 isotop kalium telah diketahui. Kalium
normal mengandung 3 isotop, yang satu pada 40 derajat Kelvin (.0118%)
merupakan isotop radioaktif dengan paruh waktu 1.28 x 109 tahun.
Penanganan
Radioaktivitas yang ada pada kalium tidak terlalu berbahaya.
f. Fransium
Sejarah
Elemen
ini ditemukan pada tahun 1993 oleh Marguerite Perey, ilmuwan Curie
Institute di Paris. Fransium yang merupakan unsur terberat seri
logam-logam alkali, muncul sebagai hasil disintegrasi unsur actinium. Ia
juga bisa dibuat secara buatan dengan membombardir thorium dengan
proton-proton. Walau fransium secara alami dapat ditemukan di
mineral-mineral uranium, kandungan elemen ini di kerak bumi mungkin
hanya kurang dari satu ons. Fransium juga merupakan elemen yang paling
tidak stabil di antara 101 unsur pertama di tabel periodik. Ada 33
isotop fransium yang dikenal. Yang paling lama hidup 223Fr (Ac, K), anak
227Ac, memiliki paruh waktu selama 22 menit. Ini satu-satunya isotop
fransium yang muncul secara alami. Karena isotop-isotop fransium lainnya
sangat labil, sifat-sifat fisik mereka diketahui dengan cara teknik
radiokimia. Sampai saat ini unsur belum pernah dipersiapkan dengan berat
yang memadai atau diisolasi. Sifat-sifat kimia fransium sangat mirip
dengan Sesium.
Litium
Sejarah
(Yunani, lithos, batu).
Ditemukan oleh Arfvedson pada tahun 1817, litium merupakan unsur logam
teringan, dengan berat jenis sekitar setengahnya air.
Sumber
Litium
tidak ditemukan sebagai unsur tersendiri di alam; ia selalu
terkombinasi dalam unit-unit kecil pada batu-batuan berapi dan pada
sumber-sumber mata air. Mineral-mineral yang mengandung litium
contohnya: lepidolite, spodumeme, petalite, dan amblygonite.
Di
Amerika Serikat, litium diambil dari air asin di danau Searles Lake, di
negara bagian California dan Nevada. Deposit quadramene dalam jumlah
besar ditemukan di California Utara. Logam ini diproduksi secara
elektrolisis dari fusi klorida. Secara fisik, litium tampak
keperak-perakan, mirip natrium (Na) dan kalium (K), anggota seri logam
alkali. Litium bereaksi dengan air, tetapi tidak seperti natrium. Litium
memberikan nuansa warna pelangi yang indah jika terjilat lidah api,
tetapi ketika logam ini terbakar benar-benar, lidah apinya berubah
menjadi putih.
Kegunaan
Sejak Perang Dunia II, produksi logam
litium dan senyawa-senyawanya menjadi berkali lipat. Karena logam ini
memiliki spesifikasi panas yang tertinggi di antara benda-benda padat,
seringkali digunakan pada aplikasi transfer panas. Tetapi perlu diingat
bahwa logam ini sangat mudah aus atau korosif dan perlu penanganan
tertentu. Litium digunakan sebagai bahan campuran logam, sintesis
senyawa organik dan aplikasi nuklir. Unsur ini juga digunakan sebagai
bahan anoda pada baterai karena memiliki potensial elektrokimia yang
tinggi. Elemen litium digunakan pula untuk pembuatan kaca dan keramik
spesial. Kaca pada teleskop di gunung Palomar mengandung litium. Bersama
dengan litium bromida, keduanya digunakan pada sistem pendingin dan
penghangat ruangan. Lithium stearat digunakan untuk sebagai lubrikasi
suhu tinggi. Senyawa-senyawa litium lainnya digunakan pada sel-sel
kering dan baterai.
Sesium
Sejarah
(Latin, caesius, biru
langit). Sesium ditemukan secara spektroskopik oleh Bunsen dan
Kirchohoff pada tahun 1860 dalam air mineral dari Durkheim.
Sumber
Sesium
merupakan logam alkali yang terdapat di lepidolite, pollucte (silikat
aluminum dan Sesium basah) dan di sumber-sumber lainnya. Salah satu
sumber terkaya yang mengandung Sesium terdapat di danau Bernic di
Manitoba, Kanada. Deposit di danau tersebut diperkirakan mengandung
300.000 ton pollucite yang mengandung 20% Sesium. Unsur ini juga dapat
diisolasi dengan cara elektrolisis fusi sianida dan dengan beberapa
metoda lainnya. Sesium murni yang bebas gas dapat dipersiapkan dengan
cara dekomposisi panas Sesium azida.
Sifat-sifat
Karakteristik
metal ini dapat dilihat pada spektrum yang memiliki dua garis biru yang
terang dan beberapa di bagian merah, kuning dan hijau. Elemen ini putih
keperak-perakan, lunak dan mudah dibentuk. Sesium merupakan elemen
akalin yang paling elektropositif.
Sesium, galium dan raksa adalah
tiga logam yang berbentuk cair pada suhu ruangan. Sesium bereaksi
meletup-letup dengan air dingin, dan bereaksi dengan es pada suhu di
atas 116 derajat Celsius. Sesium hidroksida, basa paling keras yang
diketahui, bereaksi keras dengan kaca.
Kegunaan
Karena Sesium
memiliki ketertarikan dengan oksigen, logam ini dijadikan “penarik�
pada tabung-tabung elektron. Ia juga digunakan dalam sel-sel
fotoelektrik, dan sebagai katalis di hydrogenasi senyawa-senyawa
tertentu. Logam ini baru-baru saja ditemukan aplikasinya pada sistim
propulsi. Sesium digunakan pada jam atom dengan akurasi sebesar 5 detik
dalam 300 tahun. Senyawa-senyawanya yang penting adalah klorida dan
nitrat.
Isotop
Sesium memiliki isotop paling banyak di antara
unsur-unsur tabel periodik, sebanyak 32 dengan massa yang berkisar dari
114 sampai 145.
2.3 Sifat-sifat dalam Logam Alkali
Sifat Fisika
1. logam alkali berbentuk padatan kristalin.
2. merupakan penghantar panas dan listrik yang baik.
3.
mempunyai titik leleh yang rendah yang dapat dijelaskan dengan
”elektron sea” ikatan logam. Dimana, semakin besar jari-jari ion maka
semakin kecil daya tarik muatan positif dengan lautan elektron sehingga
ikatan logam mudah putus.
Sifat Kimia
1. merupakan reduktor paling kuat
2. tersolvasi jika dimasukkan kedalam larutan amonia (NH3).
Ketika
logam dimasukkan kedalam larutan amonia maka elektron dari logam akan
tersolvasi oleh atom-atom H dari NH3, dimana tidak terjadi serah terima
elektron antara logam dengan atom H.
3. jika direaksikan dengan
oksigen menghasilkan senyawa oksida, peroksida dan superoksida. Li2O
(oksida), Na2O2 (peroksida), KO2 (superoksida). Na2O2 bereaksi dengan
air menghasilkan H2O2, sedangkan KO2 digunakan sebagai konverter CO2
pada alat bantuan pernafasan.
4. mudah bereaksi dengan air, sehingga logam harus disimpan dalam minyak tanah.
2L + 2H2O → 2LOH + H2
Logam akan berikatan dengan OH-. Semakin kuat sifat logamnya maka semakin kuat sifat basanya.
5. Reaksi dengan unsur-unsur Halogen
Unsur halogen bersifat sebagai pengoksidasi. Reaksi ini menghasilkan garam halida.
2L(s) + X2 → 2LX
6.
Reaksi yang berlangsung akan menghasilkan senyawa hidrida. Senyawa
hidrida adalah senyawa yang mengandung atom hidrogen dengan bilangan
oksidasi negatif.
2L(s) + H2(g) → 2LH(s)
2.4 Kecenderungan Dalam Sistim Periodik
dalam satu perioda dari kiri ke kanan:
• jari-jari atom berkurang
• energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan bertambah
dalam satu golongan atas ke bawah:
• jari-jari atom bertambah
• energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan berkurang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
beberapa penjelasan yang telah dibahas dalam BAB II, dapat ditarik
kesimpulan bahwa Dalam sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom
pertama paling kiri sering juga disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri
dari: lithium (Li), sodium (Na), potassium (K), rubidium (Rb), cesium
(Cs) dan francium (Fr). Disebut logam alkali karena oksidanya dapat
bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline).
Logam Alkali juga memiliki sifat-sifat fisika dan kimia, seperti logam
alkali berbentuk padatan kristalin, merupakan penghantar panas dan
listrik yang baik, merupakan reduktor paling kuat, mudah bereaksi dengan
air, sehingga logam harus disimpan dalam minyak tanah, dan lain-lain.
3.2 Saran
Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber.
Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai Kimia Unsur
Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-unsur kimia yang lain dalam tabel periodik.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2006. KIMIA Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga
Purba, Michael. 2004. KIMIA Untuk SMA Kelas XI Semester GanjilI. Jakarta : Penerbit Erlangga
http://entoen.nu/beemster/id
http://id.wikipedia.org
http://entoen.nu/id
http://corrosion-doctors.org/Electrochem/Cell.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar